My Blog List

Search This Blog

Friday 18 December 2009

Materi-materi Kuliah


1.Pengertian konsep Diri

a ) Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki individu tentang
dirinya; meliputi karakteristik fisik, sosial, psikologis, emosional,
aspirasi dan prestasi (Hurlock).

b ) Konsep diri adalah pandangan dan perasaan individu tentang dirinya
sendiri yang dapat bersifat psikologis, sosial dan fisik (Brooks).

c ) Konsep diri adalah pengetahuan dan evaluasi terhadap diri sendiri
yang diperoleh melalui pengalaman dari interaksi dengan orang lain
(Burns).


2.poin-poin konsep diri positif dan negatif

A. Ciri-ciri Konsep Diri yang Positif
1. mempunyai penerimaan diri yang baik.
2. mengenal dirinya sendiri dengan baik.
3. dapat memahami dan menerima fakta-fakta yang nyata tentang dirinya.
4. mampu menghargai dirinya sendiri.
5. mampu menerima dan memberikan pujian secara wajar.
6. mau memperbaiki diri kearah yang lebih baik.
7. mampu menempatkan diri di dalam lingkungan.


B. Ciri-ciri Konsep Diri yang Negatif
1. peka terhadap kritik.
2. responsif terhadap pujian.
3. hiperkritis; individu selalu mengeluh, mencela dan meremehkan
apapun dan siapapun.
4. cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain.
5. pesimis terhadap kompetisi (dalam kehidupan).
6.yidak dapat menerima kekurangan diriya.

3. Faktor-yang Mempengaruhi Konsep Diri siswa faktor

1. Penampilan diri.
2. Hubungan keluarga; sikap keluarga sangat berpengaruh terhadap
perkembangan konsep diri individu. Dukungan dan kritikan menjadi
masukan berharga dalam penilaian individu terhadap dirinya.
3. Kreatifitas; kreatifitas dan kemampuan dalam menyelesaikan tugas-
tugas dapat menambah rasa percaya diri.
4. Lingkungan.
5. Reaksi orang lain terhadap dirinya.
6. Usia.
7. Jenis kelamin; sumber KD laki-laki dari keberhasilan pekerjaan,
sedangkan sumber KD perempuan dari keberhasilan dalam menunjukkan
citra kwanitaanya.

4. Alat ukur untuk mengetahui konsep diri seseorang

Alat ukur yang digunakan adalah skala penilaian. Skala penilaian untuk mengukur konsep diri siswa terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu: sangat sesuai; sesuai; agak sesuai; tidak sesuai; dan sangat tidak sesuai. Sedangkan skala penilaian untuk komunikasi terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu: selalu; sering; kadang-kadang; tidak pernah. Komponen pada instrumen konsep diri merupakan pengembangan dari dimensi konsep diri menurut Fitts, yaitu: diri fisik; diri moral-etis; diri pribadi; diri keluarga; dan diri sosial. Sedangkan komponen pada instrumen komunikasi mengarah pada komunikasi verbal; komunikasi non verbal; dan relasi interpersonal yang terjadi antara orangtua dan siswa.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa persepsi siswa terhadap komunikasi dengan orangtua cenderung baik. Demikian juga konsep diri siswa pada sampel penelitian relatif cukup baik atau mengarah pada konsep diri yang positif. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara persepsi siswa terhadap komunikasi dengan orangtua dan konsep diri siswa. Hal ini berarti semakin baik persepsi terhadap komunikasi yang terjalin antara orangtua dan siswa, maka semakin tinggi konsep diri yang dimiliki siswa. Demikian sebaliknya, semakin buruk persepsi siswa terhadap komunikasi yang terjalin antara orangtua dan siswa, maka semakin rendah pula konsep diri yang dimiliki siswa.

DAFTAR PUSTAKA
http://kmplnnad.net/forum/index.php?topic=235.0
http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=k&id=82216


1.Hakikat Berbicara

Hakikat berbicara merupakan pengetahuan yang sangat fungsional dalam memahami seluk beluk berbicara. Manusia hidup selalu berkelompok mulai dari kelompok kecil, misalnya keluarga, sampai kelompok yang besar seperti organisasi sosial. Dalam kelompok itu mereka berinteraksi satu dengan yang lainnya.

Di mana ada kelompok baru manusia, di situ pasti ada bahasa. Kenyataan ini berlaku baik pada masyarakat tradisional maupun masyarakat modern. Dalam setiap masyarakat diperlukan komunikasi lisan dan tulisan.

Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi verbal menggunakan bahasa sebagai sarana, sedangkan komunikasi non verbal menggunakan sarana gerak-gerik seperti warna, gambar, bunyi bel, dan sebagainya. Komunikasi verbal dianggap paling sempurna, efisien, dan efektif.

Komunikasi lisan sering terjadi dalam kehidupan manusia, misalnya dialog dalam lingkungan keluarga, percakapan antara tetangga, percakapan antara pembeli dan penjual di pasar, dan sebagainya. Contoh lainnya : percakapan anggota keluarga; percakapan ibu dan anak; percakapan bertelepon, dan sebagainya.

Interaksi antara pembicara dan pendengar ada yang langsung dan ada pula yang tidak langsung. Interaksi langsung dapat bersifat dua arah atau multi arah, sedangkan interaksi tak langsung bersifat searah. Pembicara berusaha agar pendengar memahami atau menangkap makna apa yang disampaikannya. Komunikasi lisan dalam setiap contoh berlangsung dalam waktu, tempat, suasana yang tertentu pula. Sarana untuk menyampaikan sesuatu itu mempergunakan bahasa lisan.


2.TUJUAN BERBICARA

Tujuan utama berbicara adalah untuk menuangkan gagasan-gagasan pembicara kepada pendengar dengan media bahasa lisan. Secara khusus tujuan berbicara antara lain memberi informasi, menyatakan diri, mencapai tujuan, berekspresi, menghibur dan lain-lain.

Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan berbicara dikelompokkan berdasarkan situasi, yakni berbicara dalam situasi nonformal dan berbicara dalam situasi formal. Berbicara nonformal atau berbicara dalam situasi nonformal tidak seketat berbicara formal. Jika berbicara formal dibatasi ruang dan waktu, situasi dalam berbicara nonformal tidak terbatas ruang dan waktu. Dimanapun kegiatan berbicara dapat dilangsungkan tanpa harus ada persiapan sebelumnya.
06March 20

3.Manfaat Berbicara

Manfaat Mata Kuliah Berbicara meliputi empat aspek. Aspek-aspek tersebut adalah aspek kognitif, aspek afektif, aspek keterampilan berbicara, dan aspek keterampilan mengelola pembelajaran berbicara.

Melalui kegiatan perkuliahan Mata Kuliah Berbicara mahasiswa dituntun memahami dan mendalami teori, konsep, dan generalisasi berbicara serta metodologi pengajaran berbicara. Berarti pengetahuan mahasiswa mengenai teori, konsep, dan generalisasi berbicara serta metodologi pengajaran berbicara meningkat sejalan dengan tahap perkuliahan. Pengalaman berbicara dan pengalaman mengajarkan keterampilan berbicara merupakan fungsi Mata Kuliah Berbicara dipandang dari aspek kognitif.

Kegiatan perkuliahan Mata Kuliah Berbicara juga berpengaruh terhadap sikap mahasiswa. Bila selama ini sikap mereka terhadap keterampilan belum bersifat positif maka melalui kegiatan perkuliahan berbicara sikap itu diubah menjadi sikap positif. Para mahasiswa akan lebih memahami, menghayati, menyenangi, dan mencintai keterampilan berbicara, serta lebih gemar melaksanakan kegiatan berbicara dan pengajaran berbicara. Perubahan sikap dari belum positif menjadi bersikap positif adalah fungsi Mata Kuliah Berbicara dari aspek afektif.


http://pbsindonesia.fkip-uninus.org/media.php?module=detailmateri&id=46



4.Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Berbicara

06:54:54 -0700

Faktor-Faktor Yang mempengaruhi berbicara

Dalam membangun citra, citra individu maupun citra institusi, orang
harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi berbicara ,
orang bukan hanya bisa keliru sensasi tetapi juga bisa keliru
Ketika orang mempersepsi kita sekurang-kurangnya ada dua
hal yang mempengaruhi persepsinya, yaitu faktor situasional dan fak
tor personal.

Faktor situasional yang dapat mempengaruhi berbicara orang terhadap
kita antara lain:

2.1. Cara menyebut sifat orang. Jika kita diperkenalkan sebagai orang
yang sedikit ilmunya tetapi banyak amalnya, maka orang akan
mempersepsi kita sebagai orang baik (positif), tetapi ketika orang
memperkenalkan kita sebagai orang yang banyak amalnya tetapi sayang
tidak berilmu, maka citra yang terbangun adalah negatif.

2.2. Jarak; jarak fisik, jarak keakraban, jarak sosial maupun jarak
pemikiran. Orang yang bergaul akrab dengan ulama biasanya dipersepsi
sebagai ahli agama, yang bergaul akrab dengan koruptor terkenal
biasanya dipandang ikut kecipratan, yang banyak ber dengan
presiden biasanya diangap orang penting, orang yang sering berbicara
Marxisme sering dipersepsi sebagai Komunis, dan sebagainya.

2.3. Gerakan tubuh. Berkacak pinggang atau membusungkan dada sering
dipersepsi sebagai sombong, menundukkan kepala sering dipersepsi
sebagai sopan atau rendah hati, mengangkat muka dipersepsi sebagai
berani dan betopang dagu suka dipersepsi sebagai sedih.

2.4. Petunjuk Wajah. Wajah adalah cermin jiwa. Berseri-seri
dipersepsi sebagai gembira atau ikhlas, kusut muka sebagai stress.
Wajah memang bisa dibaca meski orang bisa tertipu oleh wajah manis
hati serigala dan wajah garang hati lembut.

2.5. Cara mengucapkan lambang verbal. Perkataan manis yang diucapkan
oleh orang marah bermakna lebih tajam dibanding kata kasar yang
diucapkan dengan wajah ceria.

2.6. Penampilan. Penampilan fisik, pakaian, kendaraan, rumah, bisa
menggambarkan citra seseorang, tetapi bagi orang yang kredibilitas
akhlaknya sudah teruji, penampilan fisik tidak akan merngubah
citranya. Dalam hal orang yang sudah dikenal keluhuran akhlak,
orang akan melihat siapa yang memakai, bukan apa yang dipakai.

Adapun faktor personal yang mempengaruhi persepsi orang terhadap kita
atau sebaliknya adalah pengalaman dan konsep diri. Bagi orang yang
telah lama hidup bersama kita, jika dalam hidup kita konsisten dalam
kebaikan, maka orang tidak akan percaya terhadap gossip negatip
tentang kita. Sebaliknya jika dalam hidup kita yang panjang banyak
perilaku buruk yang kita lakukan dan diketahui oleh banyak orang,
maka orang tidak akan percaya ketika suatu hari kita berpenampilan
sebagai orang 'alim.

Konsep diri juga sangat besar pengaruhnya dalam berkomunikasi. Konsep
diri adalah pandangan dan perasaan orang terhadap diri sendiri.
Konsep diri bisa bersifat psikis, fisik dan sosial. Orang yang konsep
dirinya positif,1) ia tetap yakin dan percaya diri dalam
berkomunikasi sehingga memperteguh citra baik yang telah dimilikinya,
sebaliknya orang yang konsep dirinya negatip terlalu memperhitungkan
respond orang sehingga kredibilitas dirinya justeru tidak nampak.

Wassalam,
agussyafii

====================================================================
Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui
http://mubarok-institute.blogspot.com, [EMAIL PROTECTED] dan
sms 0815 19910000






Pengertian Struktur

  Saat menghadapi karya sastra seorang penikmat atau pembaca akan berhadapan dengan sebuah struktur kehidupan yang imajinatif yang bermediumkan bahasa, struktur sastra itu sendiri. Yang dimaksud dengan struktur sastra di sini adalah susunan, penegasan dan gambaran semua materi serta bagian-bagian (elemen) yang menjadi komponen karya sastra dan merupakan kesatuan yang indah dan tepat (Abrams dalam Jabrohim (ed), 2001:167). Struktur karya sastra itu merupakan suatu kesatuan yang bulat dengan unsur-unsur pembangunnya yang saling berjalinan ( Juwondo, dalam Jabrohim (ed), 2001:54).

http://mbahbrata.wordpress.com/2009/06/30/unsur-unsur-pembangun-sastra/


 STRUKTURALISME

  Kelemahan terbesar dari strukturalisme adalah sifatnya yang sinkronistis. Sebuah karya sastra dianggap sebagai sebuah dunia tersendiri yang terlepas dari dunia lainnya. Padahal, sebuah karya sastra adalah cermin zamannya. Artinya, karya sastra yang dihasilkan seorang pengarang pada suatu kurun waktu tertentu merupakan gambaran dari kondisi kehidupan yang terdapat dalam kurun waktu tersebut. Di dalamnya terdapat gambaran tentang situasi sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan dari kurun waktu (zaman) tersebut. Strukturalisme mengabaikan semua itu. Strukturalisme hanya “bermain-main” dengan bangunan bentuk dari sebuah karya sastra semata-mata. Aspek-aspek kesejarahan dari sebuah karya sastra tidak dibenarkan untuk dijadikan acuan dalam melakukan analisis. Dapatlah dipahami jika teori strukturalisme diposisikan sebagai teori sastra yang a-historis.
Seorang pengarang tidaklah menulis dalam sebuah ruang kosong. Ia menulis dalam sebuah ruang yang di dalamnya penuh dengan berbagai persoalan kehidupan. Persoalan-persoalan itu tentulah mempengaruhi alam pikiran pengarang ketika membuat karangannya. Kondisi itu diabaikan oleh teori strukturalisme.
Dihubungkan dengan rencana penelitian yang akan dilakukan penulis sebagaimana dipaparkan pada pengantar di atas, teori strukturalisme sama sekali tidak cocok untuk digunakan sebagai alat analisis. Penelitian yang direncanakan penulis sangat bersifat diakronis, sehingga akan sangat bertentangan dengan teori strukturalisme yang bersifat sinkronis.


http://yayathendayana.blogsome.com/2009/10/20/kritik-atas-lima-teori-sasta


Pengertian Debat
PENGERTIAN (diambil dari laman Web http://yeyekh.wordpress.com/2008/04/23/ki-debatdiskusi-dan-dialog/)
* Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan. Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti parlemen, terutama di negara-negara yang menggunakan sistem oposisi. Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri.(sumber: id.wikipedia.org)
* Debat adalah suatu diskusi antara dua orang atau laebih yang berbeda pandangan , dimana antara satu pihak dan pihak yang lain saling menyerang.(sumber : eduscpes.com)
* Debat terjadi di mana unsur emosi banyak berperan. Para peserta di sini lebih banyak hanya hendak mempertahankan pendapatnya dan hanya ada sedikit ruangan dalam batinnya, kalau ada, untuk mendengar dengan baik pendapat orang lain. Suasana menjadi ‘ramai’ dan sifat diskusi yang damai tidak terjadi. Masing-masing peserta hanya mau ‘mendengar’ pendapatnya sendiri-sendiri dan berkehendak agar supaya peserta lain menyetujui pendapatnya. Jadi ada unsur pemaksaan kehendak. (sumber : krishnamurti.or.id)
* Debat adalah aktivitas utama dari masyarakat yang demonstratic(sumber : pbs.org)
* Debat adalah sebuah kontes antara dua orang atau grup yang mempresentasikan tentang argument mereka dan berusaha untuk menunmngkan argument dari lawan mereka.(sumber: triviumpursuit.com)
* Debat adalah sebuah metode formal untuk mempresentasikan argument yang terdiri dari rgumen yang menyuport issue dan yang menentang issue yang diangkat
(sumber: thepeoplespeaks.org)
* Menurut saya Debat adalah adu argumentasi antara dua pihak atau lebih dalam mendiskusikan yang berbeda pandangan dalam menanggapi suatu informasi.

No comments:

Post a Comment